Legal Vacancy in the Application of Exclusionary Rules of Evidence in the Process of Proving Narcotics Crimes in Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.38035/jgsp.v3i4.549Keywords:
Exclusionary Rules of Evidence, Proof, Narcotics Crime, Legal Gap, Criminal Procedure LawAbstract
Evidence in narcotics cases plays a crucial role in determining substantive justice for the accused. One issue that arises in legal practice in Indonesia is the use of illegally obtained evidence, which has the potential to violate human rights and the principle of due process of law. In the modern criminal law system, the principle of exclusionary rules of evidence is recognized, namely, rules that exclude or reject evidence obtained unlawfully from being used in court. This principle aims to prevent abuse of authority by law enforcement officers and maintain fairness in the criminal justice system. However, in Indonesia, regulations regarding exclusionary rules of evidence are not explicitly regulated in the Criminal Procedure Code (KUHAP) or other laws and regulations, resulting in a legal vacuum in their application, especially in narcotics cases that often involve wiretapping, searches, and seizures by law enforcement officers. This study aims to analyze the legal regulations related to exclusionary rules of evidence in Indonesian criminal procedure law and identify legal vacuums in their application to evidence in narcotics crimes. This research employs a normative juridical method with a statutory and conceptual approach. The data used was obtained through a literature review of relevant legal regulations, legal doctrine, and court decisions. Using this approach, this research seeks to provide recommendations for legal reform that can address the legal gap in the application of exclusionary rules of evidence in Indonesia, particularly in handling narcotics crime cases, in order to align with the principles of due process of law and human rights protection.
References
Ahmad, H., & Amri, C. (2023). Analisis Perbedaan Komponen Pidana Sistem Hukum Civil Law dan Common Law. Jurnal Ilmiah Multidisiplin Amsir, 1(2), 231-240.
Dinata, K., & Suprijatna, D. (2024). Perlindungan Hak Tersangka Pelaku Tindak Pidana Korupsi di Indonesia Ditinjau dari Hukum Hak Asasi Manusia. Karimah Tauhid, 3(12), 13124-13147.
Djiwandono, D. A., Ylma, F. T., & Sella, D. Q. (2024). Prinsip Exclusionary Rules Of Evidence Dalam Pembuktian Tindak Pidana Narkotika. UNES Law Review, 6(4), 12066-12080.
Fernando, Z. J. (2021). Due Process of Law dalam Penanggulangan Tindak Pidana di Indonesia. Majalah Keadilan, 21(1), 67-89.
Gonzalez, P. L., & Barrena, C. E. (2023). Fraud, Exception of Fraud and Good Faith. An Approach to Chilean and Continental Law in the Perspective of Doctrinal Functions. Rev. Derecho Privado, 45, 141.
Hanafi, H., & Pamuji, R. A. (2019). Urgensi Keterangan Ahli Sebagai Alat Bukti Berdasarkan Sistem Peradilan Pidana di Indonesia. Al-Adl: Jurnal Hukum, 11(1), 81-90.
Hawasara, W., Sinaulan, R. L., & Candra, T. Y. (2022). Penerapan dan Kecenderungan Sistem Pembuktian yang dianut dalam KUHAP. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 8(1), 587-594.
Hutagaol, R. (2019). Perbandingan Kedudukan Penyidik Tindak Pidana Narkotika Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Jurnal Ilmiah Penegakan Hukum, 6(2), 86-95.
Ilyas, A. (2021). Praktik penerapan exclusionary rules di Indonesia. Masalah-Masalah Hukum, 50(1), 49-59.
Iskandar, D., Zulbaidah, W. N., Almanda, A., Abdinur, I., Putra, D. Y., Andriani, C. Y., & Zulhazrul, Z. (2024). Perkembangan Teori dan Penerapan Asas Legalitas dalam Hukum Pidana Indonesia. Jimmi: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Multidisiplin, 1(3), 293-305.
Latifah, M. (2021). Perlukah Mengatur Prinsip Exclusionary Rules of Evidence dalam RUU Hukum Acara Pidana?(Should We Regulate Exclusionary Rule Principle in the Criminal Procedural Bill?). Negara Hukum: Membangun Hukum untuk Keadilan dan Kesejahteraan, 12(1), 101-122.
Loway, S. (2022). Kedudukan hakim dalam proses pembuktian peradilan pidana indonesia. Lex crimen, 11(5).
Putri, Y. F. (2024). Analisis Pengaruh Kewenangan Penangkapan Tanpa Surat Penahanan Menurut KUHP Ditinjau dari Teori Kewenangan Diskresi. Media Hukum Indonesia (MHI), 2(4), 68-75.
Raihana, R., Sukrizal, S., & Alfred, W. (2023). Penerapan Pendeteksi Kebohongan (Lie Detector) Dalam Pembuktian Tindak Pidana Di Indonesia. Innovative: Journal Of Social Science Research, 3(2), 12202-12212.
Ramadhani, H. Y. (2024). IMPLEMENTASI PRINSIP EXCLUSIONARY RULES OF EVIDENCE DALAM SISTEM PEMBUKTIAN PERADILAN INDONESIA. Kabillah: Journal of Social Community, 9(2), 318-330.
Ramadhina, R. Y., Haryanti, D., & Efritadewi, A. (2022). Exclusionary Rules Dalam Tahap Pembuktian Di Pengadilan Guna Memperoleh Alat Bukti Yang Sah. Student Online Journal (SOJ) UMRAH-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 3(1), 838-847.
Rohman, R., Muliadi, M., Pratama, F., Saputra, I., Firmansyah, A., Marwan, T., & Irfandi, I. (2024). Sistem Pembuktian dalam Hukum Pidana Indonesia dan Tantangan dalam Proses Peradilan. Jimmi: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Multidisiplin, 1(3), 279-292.
Sinaga, H. (2024). Hukum Acara Pidana. Sumedang: MEGA PRESS NUSANTARA.
Sinaga, J. S., Silubun, Y. L., & Rado, R. H. (2024). Sistem Hukum Common Law: Perkembangan Dan Karakteristiknya. Jurnal Restorative Justice, 8(1), 23-32.
Susatyo, F. A. (2023). Kriteria Alat Bukti Elektronik yang Sah dalam urgensi pembaharuan KUHAP. JURNAL ILMIAH HUKUM DAN DINAMIKA MASYARAKAT, 21(1), 51-65.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 I Made Juni Artawan, Ahmad Redi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Hak cipta :
Penulis yang mempublikasikan manuskripnya di jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Hak cipta pada setiap artikel adalah milik penulis.
- Penulis mengakui bahwa Jurnal Greenation Sosial dan Politik (JGSP) berhak menjadi yang pertama menerbitkan dengan lisensi Creative Commons Attribution 4.0 International (Attribution 4.0 International CC BY 4.0) .
- Penulis dapat mengirimkan artikel secara terpisah, mengatur distribusi non-eksklusif manuskrip yang telah diterbitkan dalam jurnal ini ke versi lain (misalnya, dikirim ke repositori institusi penulis, publikasi ke dalam buku, dll.), dengan mengakui bahwa manuskrip telah diterbitkan pertama kali di JGSP.
