Protection of Separated Creditors Who Hold Security Rights over The Assets of Bankrupt Debtors Located Abroad
DOI:
https://doi.org/10.38035/jgsp.v3i4.510Keywords:
Secured Creditors, Security Rights, Bankruptcy, Foreign Assets, Cross-Border InsolvencyAbstract
Secured creditors, who hold security rights over property such as mortgages, pledges, or fiduciary rights, have a special position if the debtor is declared bankrupt. Legal protection for secured creditors in Indonesia is regulated by Law Number 37 of 2004 concerning Bankruptcy and Suspension of Debt Payment Obligations and Law Number 42 of 1999 concerning Fiduciary Guarantees. However, when some of the debtor's assets are located abroad, Indonesian court decisions often lack cross-jurisdictional execution power due to the principle of territoriality in international law. This study aims to analyze the legal position of secured creditors over cross-border assets, the available legal protection mechanisms, and normative and practical solutions to address obstacles to international execution. The study was conducted through a normative juridical approach, including analysis of legislation, legal doctrine, and a comparative study of cross-border insolvency practices in several countries. The research findings demonstrate the need to adopt international instruments such as the UNCITRAL Model Law on Cross-Border Insolvency, as well as reform national bankruptcy laws to strengthen the mechanisms for recognizing and enforcing foreign judgments. This will enable secured creditors to obtain more effective legal protection, not only formally but also in practice, particularly in the face of the complexity of cross-border transactions. This research contributes policy recommendations and legal strategies that can be implemented to ensure the protection of secured creditors' rights, while simultaneously increasing legal certainty and efficiency in cross-border bankruptcy proceedings.
References
Albab, U., & Elisatris Gultom, S. (2025). Paradoks perlindungan kreditor konkuren dalam skema kepailitan dan PKPU di Indonesia: Analisis komparatif dan perspektif keadilan distribusi. Integrative Perspectives of Social and Science Journal, 2(03 Juni), 3717–3725.
Andriano, D., & Irwansah, D. (2025). Perlindungan hukum bagi kreditur dalam perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan sertifikat tanah. Jurnal Hukum Lex Generalis, 6(9).
Cholil, M. (2023). Urgensi pengaturan hukum kepailitan transnasional kawasan Association of Southeast Asian Nations. Media Iuris, 6(3).
Elyana, N. (2024). Asas-asas hukum perbankan pada era modernisasi dan globalisasi. Cirebon: CV. Green Publisher Indonesia.
Fadhli, M. (2024). Kedudukan dan perlindungan hukum kreditor separatis terhadap harta debitor pailit berdasarkan Pasal 55 ayat (1) Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Jurnal Ilmu Hukum, Humaniora dan Politik (JIHHP), 4(4).
Fitriah, M. (2024). Eksekusi boedel pailit yang berada di luar wilayah hukum Indonesia. Jurnal Kewarganegaraan, 8(1), 1338–1347.
Ganindha, R., & Indira, N. P. (2020). Kewenangan kurator dalam eksekusi aset debitor pada kepailitan lintas batas negara. Arena Hukum, 13(2), 329–347.
Haq, M. H. (2023). Model law on cross border insolvency dalam ratifikasi pengaturan hukum kepailitan lintas batas di Indonesia. Negara dan Keadilan, 12(2), 123–142.
Hardianysah, F. (2022). Pelaksanaan parate eksekusi dalam jaminan fidusia di Indonesia. JISOS: Jurnal Ilmu Sosial, 1(7), 571–584.
Hasni, N. N. (2025). Prinsip teritorial dan kaitannya dengan cross border insolvency dalam hukum kepailitan di Indonesia. Yustisi, 12(1), 110–116.
Junaedi, B., Tjoanda, M., & Berlianty, T. (2022). Perlindungan hukum pada debitur atas penarikan objek jaminan fidusia melalui parate eksekusi. Pattimura Legal Journal, 1(2), 124–132.
Karya, W. (2023). Eksekusi sebagai mahkota lembaga peradilan. Jurnal Tana Mana, 4(1), 292–302.
Komara, S. (2021). Penerapan asas resiprositas (timbal balik) dalam proses ekstradisi: Studi kasus Maria Lumowa. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan), 5(1), 374–378.
Nabila, S. H. (2022). Kekuatan eksekutorial sertifikat jaminan fidusia pasca putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 18/PUU-XVII/2019 dan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 2/PUU-XIX/2021. Pattimura Legal Journal, 1, 240–247.
Prasetyo, M. J. (2023). Pemberlakuan prinsip kedaulatan wilayah menurut hukum internasional sebagai unsur berdirinya negara. Lex Administratum, 11(1).
Sentika, A. D. (2020). Kedudukan kreditor separatis dalam mengeksekusi objek jaminan saat terjadi kepailitan. Perspektif: Kajian Masalah Hukum dan Pembangunan, 25(1), 63–73.
Sibli, N. M. (2023). Perlindungan hukum bagi kreditor separatis terkait jaminan hak tanggungan yang ditetapkan sebagai boedel pailit. Lex Et Societatis, 11(1), 5–19.
Sihotang, A. L., Mahmudah, S., Musyafa, A. A., & Ardani, M. N. (2023). Analisis yuridis komparasi penyelesaian kepailitan transnasional di Singapura dan Malaysia dengan penyelesaian di Indonesia. Law, Development and Justice Review, 6(3), 276–291.
Yonathan, H. N. (2025). Perlindungan hukum bagi kreditur dalam memperoleh hak-haknya atas putusan pailit debitur terkait keberadaan aset debitur di luar negara/cross border insolvency (perbandingan penyelesaian aset debitur lintas batas negara). Jurnal Sosial Teknologi, 5(4), 1053–1071.
Yunianti, D., Abdullah, A., & Triwulandari, E. (2025). Implikasi hukum hak tanggungan bagi kreditor separatis dalam proses kepailitan debitor: Studi Putusan No. 20/Pdt.Sus-Gugatan Lain-Lain/2023/PN.Niaga.Smg. Jurnal Ilmiah Advokasi, 13(3).
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Patar Bronson Sitinjak, Rineke Sara
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Hak cipta :
Penulis yang mempublikasikan manuskripnya di jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Hak cipta pada setiap artikel adalah milik penulis.
- Penulis mengakui bahwa Jurnal Greenation Sosial dan Politik (JGSP) berhak menjadi yang pertama menerbitkan dengan lisensi Creative Commons Attribution 4.0 International (Attribution 4.0 International CC BY 4.0) .
- Penulis dapat mengirimkan artikel secara terpisah, mengatur distribusi non-eksklusif manuskrip yang telah diterbitkan dalam jurnal ini ke versi lain (misalnya, dikirim ke repositori institusi penulis, publikasi ke dalam buku, dll.), dengan mengakui bahwa manuskrip telah diterbitkan pertama kali di JGSP.
